Project

Profile

Help

Task #4195

closed

TurnBackHoax "Kisah Prabowo by Titiek"

Added by Harry Sufehmi over 5 years ago. Updated over 4 years ago.

Status:
Closed
Priority:
Normal
Assignee:
Category:
-
Start date:
04/22/2019
Due date:
% Done:

100%

Estimated time:
Company:
asrinurhayatiwijaya@gmail.com
Contact person:
Asrinurhayatiwijaya
Additional contact persons:
-

Description

From: asri nurhayati <>
Subject: Kisah Prabowo by Titiek

Pesan dari Pelapor:

Tolong klarifikasi sumber tulisan ini. Terimakasih

======
Isi Hoax :

BAGUS UTK DIBACA!

Ini kisah Prabowo S

INI TULISAN TITIEK LANGSUNG KPD KELOMPOK SAHABAT LAMA TEMEN KELOMPOK
BELAJAR DI MASA DI SMAN3 JKT YG MANA TITIEK MENJALIN KEMBALI
PERSAHABATAN INI STLH BERPULUH THN USANG TULISAN INI BENAR2 MEMBUKA
RAHASIA PRIBADI DAN KLRG CENDANA KRN DIRASA OLEH TITIEK TEPAT WKT NYA
BERKAITAN DG CAPRES PRABOWO @@@Titiek Soeharto ...... "

Di tengah masifnya kabar hoaks, Senin (8/10/2018) jagat media sosial
dikagetkan dengan narasi panjang ‘Air Mata Titiek Soeharto’. “Ditulis
untuk para pembencinya, khusus yang masih punya hati mengurangi dosa
insani DOSA YG PALING SULIT DISELESAIKAN karena menyangkut HAK ADAMI,”
demikian yang terbaca duta.co, Senin (8/10/2018).

Tulisannya panjang, nyaris 13 ribu karakter. Tetapi, enak dibaca, bagi
yang mau melebur dosa prasangka. “Otak dan hatinya gampang panas
(mendidih red.) melihat negeri ini tersia-siakan,” begitu penggalan
‘Air Mata Titiek Soeharto’ mengisahkan siapa Prabowo Subianto.

Mampukah kita, yang suka berburuk sangka, membacanya sampai tuntas?
Berikut narasi lengkapnya:

Air Mata Titiek Soeharto
---------------------------------------------------
SEMUA WANITA sama apa yg diharapkan pada calon suaminya, seorang pria
yang dapat menjaga, melindungi dan selalu mendampinginya setiap saat.
Tak peduli apakah wanita itu kalangan jelata maupun kalangan
bangsawan. Bukanlah seorang suami yang kerap berjibaku dengan lumpur,
hutan, rawa-rawa, apalagi bermain dengan kematian.

Hal itu juga berlaku bagi Putri Kesayangan Soeharto, Siti Hediati
Hariyadi, Seorang dara keturunan kraton yang selalu berbicara lembut
dan jauh dari kehidupan keras dan kasar.

Namun saat cinta datang, Titiek tak bisa mengelak memilih suami
seorang prajurit ABRI. Taman Mini Indonesia Indah menjadi saksi,
bersatunya dua keluarga, Soeharto dan Soemitro ini. Lalu kemudian,
Titiek pun mulai merajut asa rumah tangganya dengan angan indah dan
bahagia hingga akhir hayat nanti.

Saat itu, keadaan negara berjalan sangat berat. Aksi GPK sangat
mengancam stabilitas nasional. Mereka bergerilya dihutan-hutan untuk
siap menyerang pasukan ABRI dengan senjata otomatis. Puluhan tentara
RI meregang nyawa dengan tubuh penuh luka peluru. Pemerintah tak bisa
tinggal diam. Banyak pasukan keamanan RI yang telah mereka bunuh.
Prajurit ABRI pun diterjunkan untuk mempertahankan teritorial tumpah
darah ibu pertiwi.

Namun sayangnya, Presiden Soeharto tak tebang pilih saat mengirim
prajurit untuk berperang. Bahkan Suami dari putri kesayangannya yang
belum menghabiskan masa bulan madu pun turut diterjunkan ke medan
tempur. Sebagai seorang Prajurit, Prabowo selalu siap saat ditugaskan
mengabdi pada negara. Namun Tidak dengan Titiek meski akhirnya harus
pasrah dengan keadaan.

Saat Prabowo angkat tas, tinggalkan istri yang baru saja ia nikahi
untuk bertempur, Titiek menangis, tak menyangka ayahnya begitu tega
melepas menantunya mengadu nyawa dimedan pertempuran yang penuh hujan
peluru yang kapan-kapan saja siap mengenai tubuhnya. Kenapa bukan yang
lain saja? Itu yang ada di benak Titiek.

Seorang prajurit ABRI siapapun dia harus siap membela negara, siap
hidup di alam liar, siap mengadu jiwa, dan siap pulang hanya tinggal
nama, demikian pesan yang sering didengar Titiek dari ayah kandungnya.
Titiek sangat mengerti hal itu. Namun air mata tetap mengalir, meski
tak dapat mengubah keputusan ayahnya, dan tak dapat mengubah tekad
baja Prabowo, dan tak dapat mengubah apapun.

Beratus malam putri Soeharto tidur dalam kesendirian dan selalu
dihantui perasaan penuh khawatir yang mendalam. Meski berada dikamar
indah putri seorang raja namun batinnya tak pernah terasa nyaman,
karena bulir-bulir air mata Titiek kembali meleleh dan membasahi
bantal dan guling. Malam-malamnya ia lalui di atas pembaringan yang
empuk, gizi makanan yang terjamin, pakaian yang elok, sementara yang
ada di pikirannya adalah, apa yang sedang terjadi pada suaminya di
luar sana? Apakah ia terluka? Ataukah baik-baik saja ? Apakah masih
hidup ? atau sudah … ?

Tak ada makanan yg terasa enak dilidah, tak ada pemandangan yg
terlihat indah dimata, tak ada hiburan yang membuat senang hati, yang
ada dipikirannya saat itu hanyalah Prabowo, suaminya

Di tengah malam pekat gulita Titiek sulit memejamkan mata, pikirannya
melayang jauh entah kemana.

Sementara ditempat yg jauh Prabowo bergulat dgn dinginnya cuaca malam,
perihnya perut karena lapar, dengan kondisinya letih dan sangat lelah
harus tidur di atas rerumputan dan bahkan tanah lumpur alam terbuka.

Tak ada yang bisa dilakukan Titiek kala itu selain hanya merintih
didalam doa dan memasrahkan suaminya kepada Allah swt..

Sebagai seorang wanita, Titiek merasa ia telah diperlakukan tidak adil
oleh ayahnya. Lebih dari itu, Titiek bahkan merasa ia sedang tidak
dipelakukan adil oleh negaranya. Kenapa rumah tangganya yang harus
dikorbankan untuk bangsa?

Kenapa kebahagiaannya yang harus digadaikan untuk negara?
Tidak bisakah seorang Soeharto menukar Prabowo dengan prajurit lain,
atau setidaknya memerintahkan suaminya pulang ke rumah barang sejenak
?

“Titek rindu…, Titiek kangen suami…Bapak…,” tangis Titiek di depan
Soeharto kala itu. Namun ayahnya, dari dulu, selalu hanya bisa
menjawab, “Sabar nduk…, sabar…,”

Ketidakadilan dirasa Titiek tidak hanya sampai disitu, hatinya sedih
dan berkecamuk, ingin rasanya menjerit dan berteriak sekeras-kerasnya.

Sebagai seorang wanita, ujian yang dialaminya saat itu begitu berat,
apalagi saat itu ia mulai hamil dan mengidam.

Ia ingin bercerita tetapi tak tahu harus bercerita kepada siapa ?

Ke mana suaminya saat ia ingin bermanja? ke mana suaminya saat dirinya
tergolek sakit? Ke mana suaminya saat ia mulai merasakan kehamilan?

Di mana suaminya saat ia mengidam? Di mana Prabowo saat perutnya kerap
mengalami kontraksi?

Di mana putra Soemitro itu kala dirinya mulai memasuki masa melahirkan?

Dan di mana pria yang selalu mengaku cinta kepadanya itu saat ia harus
merawat dan mengasuh putranya sendirian?

Tanyakan pada Didit kecil yang selalu menunggu ayahnya pulang di depan pintu.

Tanyakan pada Titiek seperti apa rasa deg-degan hati ketika suaminya
selalu berada di garis depan pada setiap pertempuran.

Tanyakan juga pada Titiek seberapa tegar dirinya saat mendengar
suaminya sempat berhari-hari hilang di tengah pertempuran, dan saat
Prabowo ditemukan dalam kondisi pingsan dengan tubuh dipenuhi semut
dan ulat.

Prabowo selamat setelah nyaris saja tewas.

Titiek sulit menjalani kehidupan normal seperti saudari-saudarinya yang lain.

Ibu Tien Soeharto yg telah dulu pernah mengalami seperti apa yg
dialami putrinya mencoba menghiburnya seraya mengajarkan, bahwa cinta
tak selamanya harus di sisi. Cinta tak selamanya selalu mendampingi.
Cinta adalah mengabdi pada negeri. Bahwa cinta adalah pengabdian, dan
cinta adalah pengorbanan meski harus beresiko tinggi dan menyakitkan
hati.

Titiek mencoba untuk belajar dari ibu kandungnya itu ttg apa yang
disebut dengan kalimat ‘mengabdi pada ibu pertiwi’. Kisah keluarga
yang tak memperoleh kasih sayang sempurna dari seorang suami dan ayah,
hanya karena membela ideologi bangsa.

Kisah suami dan ayah yang lebih memilih tidur di hutan, makan
rerumputan dan dedaunan, meminum air mentah, dan lebih memilih
tertembak mati di medan tempur dari pada sekedar membelai rambut anak
dan istrinya dengan kasih dan cinta

Saat meledak peristiwa Mei 1998, Letjen (Purn) Prabowo Subianto
tiba-tiba dipersalahkan atas kasus yang tidak pernah ia lakukan.
Prabowo Subianto dituduh melakukan serangkaian pelanggaran HAM.

Pada kondisi dilema keluarga cendana menuduh dia adalah pengkhianat
keluarga cendana, dia harus diusir dan harus ceraikan mbak titiek.

Sebagai wanita tak ada yang bisa dilakukan Titiek pada masa itu selain
kembali harus menumpahkan air mata. Putri Soeharto ini tak berhenti
menangis.

Suami yang sangat dicinta saat itu tengah berada dalam kondisi
terfitnah. Dan ironisnya, keluarga besarnya tidak berpihak pada
suaminya.

Posisi Prabowo saat itu sangat tidak menguntungkan. Prabowo bersama
sejumlah petinggi militer lain yang telah mati-matian mempertahankan
stabilitas keamanan entah bagaimana ceritanya, justru menjadi difitnah
akan menggulingkan kekuasaan Soeharto. Alasannya, karena Prabowo dekat
dengan sejumlah tokoh reformis macam Amin Rais.

Sementara Titiek tak dapat berbuat banyak. Ia berada dalam kungkungan
sebuah keluarga militerisme yang notabene hanya tunduk pada satu
perintah. Dan Si pemilik perintah adalah ayahnya. Tak pernah terbayang
seumur hidupnya, perjalanan rumah tangganya akan berakhir tragis
sedemikian rupa. Putranya, Didiet jelas akan sangat terpukul dengan
apa yang terjadi pada ayahnya.

Dan apa yang ditakuti Titiek menjadi kenyataan. Pada tanggal 20 Mei
1998, Prabowo diusir dari Cendana….

Sandiwara tragis sedang berlaku di negeri ini.

Prabowo, di mata rekan militer, ia gunakan didengki perwira tinggi
karena miliki segudang keajaiban prestasi dan beraliran putih. Di mata
Soeharto yang tak lain adalah mertuanya ia dituduh pengkhianat karena
pro rakyat. Sementara di mata rakyat Prabowo diklaim sebagai kaki
tangan Soeharto. Sedangkan ia sama sekali tidak diberi kesempatan
untuk membela diri.

Prabowo kala itu benar-benar berada dalam kondisi terjepit.
Setelah apa yang ia lakukan selama ini untuk negeri, bangsa dan tanah
air. Setelah apa yang ia perbuat selama hidupnya untuk militer, dan
setelah apa yang ia korbankan untuk rakyat, kini ia malah dikeroyok
beramai-ramai.

Yang tak dapat dipercaya adalah bagaimana sejumlah perwira tinggi
dengan tega hati menyebarkan isu kepada masyarakat bahwa dirinya
adalah penanggung jawab dari seluruh rangkaian peristiwa yang terjadi
sepanjang Mei 1998.

Sungguh, itu adalah pembunuhan karakter yang sangat keji! Tak hanya
sampai disitu, dan ini menjadi bukti kejahatan fitnah. Prabowo pun
ditamatkan karirnya pada 25 Mei 1998.

Prabowo yang selama ini sudah mengorbankan seluruh jiwa dan raganya
untuk bangsa Indonesia, tiba2 harus mengalami ujian yang sangat-sangat
pahit.

Dicopot dari seragam militer yg selama ini menjadi kebanggaannya,
dipisahkan dari anak dan istrinya yg selama ini sangat disayanginya,
dan dipojokkan oleh bangsanya yg selama ini sudah dibelanya. Posisinya
kala itu benar2 hancur.

Sebagai seorang istri, Titiek Soeharto tau saat itu suaminya hanya
sebagai korban fitnah, tapi tak bisa berbuat banyak…. lagi2 hanya air
mata yg menjadi luapan perasaannya kala itu.

Dengan keikhlasan dibawah tekanan keluarga militer mbak titiek tidak
punya pilihan selain harus pasrah dengan keadaan, harus rela melepas
laki2 yg selama ini sangat dicintainya.

Kabar duka itu terdengar oleh seorang sahabat prabowo yang berada jauh
dinegeri padang pasir sana, putra mahkota Yordania, Pangeran Abdullah.
Ia mengajak Prabowo tinggal di negaranya. Bagi Pangeran Abdullah, A
friend in need is a friend indeed, teman sejati ketika kesulitan

Tidak ada pilihan lain bagi Prabowo selain harus menerima tawaran
temannya itu, karena negara ini seperti sudah tidak menginginkannya
lagi.

Dengan langkah berat pada bulan september 1998 ia terbang ke Amman, Yordania.

Di Yordania Prabowo diperlakukan sangat spesial, karena temannya
Pangeran Abdullah merupakan Putra Mahkota dari Raja Yordania. Namun
Prabowo menolak untuk dispesialkan, ia memilih diperlakukan biasa
saja, hidup sederhana dan bepergian dengan taksi.

Di Negara ini Prabowo mulai membangun lagi dirinya yang sudah jatuh ke
titik terdalam. Hal-hal berat yg telah menimpanya perlahan ia lupakan.

Prabowo di Amman belajar bisnis, belajar bahasa Arab, dan dihargai
oleh pangeran-pangeran Arab.

Pangeran Abdullah begitu senang terhadap Prabowo, sehingga Prabowo
mendapat tawaran status kewarganegaraan. Tak hanya itu Prabowo juga
ditawarkan jabatan menjadi penasihat militer Yordania. Akan tetapi
tawaran itu ditolak oleh Prabowo.

Prabowo menyatakan bahwa dia adalah Warga Negara Indonesia dan tidak
akan pernah berubah.

Prabowo juga membangun bisnis bersama adiknya yang telah lama
menggeluti dunia bisnis, Hashim Djojohadikusumo.

Berkali2 Prabowo ingin kembali ke Indonesia namun beberapa temannya
melarang karena rentetan fitnah masih berseliweran. Semua diarahkan ke
Prabowo.

Perlahan tapi Pasti, Prabowo yang sudah jatuh ketingkat terbawah
perlahan bangkit, bangkit dan bangkit, dan kembali ke tanah air yang
sangat dicintainya.

Walau pernah terjatuh, Prabowo terus bangkit utk terus berjuang bagi bangsanya

Walau pernah difitnah, disingkirkan, disudutkan tetapi semangat
patriot bagi bangsanya tak pernah pudar.

Seakan melupakan penderitaan yg telah dialaminya, Ia terus berjuang
untuk bangsanya, ia tidak pernah dendam, marah dan sakit hati terhadap
pihak2 yg selama ini memusuhinya.

Secara pribadi Prabowo sdh kaya raya, punya usaha dimana2, punya
sahabat dan teman para Raja, capek2 mau jadi Presiden Indonesia?

Bayangkan usaha Prabowo utk jadi Presiden, dia terpaksa berhadapan dgn
semua musuhnya yg bersatu melawan dia. Ga peduli. Maju terus

Walaupun seribu kali dihadang, difitnah, dihina, dibully, ga peduli, maju terus.

Ketika ditanya kenapa Prabowo ngotot jd Presiden ? Jawabnya tegas. Mau
Wujudkan Indonesia Raya. Otak & hatinya panas melihat RI tersia2kan.

Konteks “Mewujudkan Indonesia Raya” itu benar2 menakutkan bagi Musuh2 negara

Karena semua orang tau karakter Prabowo itu keras, satu kata dan
perbuatan, konsekwen, tekad baja, tidak bisa disetir, jiwa Patriotnya
untuk NKRI total.

Kini ia kembali maju menjadi calon Presiden. Orang2 kembali bertanya,
jika Prabowo jadi presiden siapa ibu negaranya ?

Secara tegas jawabannya : TITIEK SOEHARTO !!!!

Keterangan foto merdeka.com
Tanda2 cinta sejati Prabowo dan Titiek itu nyata…

Dari mata Titiek Soeharto cinta utk Pak Prabowo itu masih ada, begitu
pula dimata Pak Prabowo.. hal itu sesuatu yg tak bisa dibohongi

Cinta sejati mereka tak pernah terpisah karena jarak. tak pernah
berubah karena waktu, dan tak akan hilang hanya karena ujian…

Mbak Titiek adalah Cinta pertama, cinta terakhir, sekaligus cinta
sejati Prabowo.

Prabowo tidak pernah dekat dengan perempuan manapun sejak pisah,
begitu Pula Titiek, Cinta Mereka Abadi. (*)

--
This e-mail was sent from a contact form on TurnBackHoax
(https://www.turnbackhoax.id/lapor-hoax/)


Files

Screenshot_20190422_235846.jpg (392 KB) Screenshot_20190422_235846.jpg Harry Sufehmi, 04/22/2019 06:00 PM
Actions #1

Updated by Arief Putra over 4 years ago

  • Status changed from Open to Closed
  • Assignee set to Arief Putra
  • % Done changed from 0 to 100

Also available in: Atom PDF Tracking page