Project

Profile

Help

Task #868

closed

Mau menanyakan mengenai data ini benar apa tidak karena saya paham bahwa cak nun gak pernah ngomong tentang boneka tapi kalau hanya ngomong mengenai "talbis" iya. Mungkin ada penyelewengan makna dll. Makasih

Added by ridwan al hanif (ridwanalhanifsyahrin2nd@gmail.com) from ridwan al hanif over 5 years ago. Updated almost 4 years ago.

Status:
Closed
Priority:
Normal
Assignee:
Category:
-
Start date:
11/20/2018
Due date:
% Done:

100%

Estimated time:
Company:
ridwan al hanif
Contact person:
ridwan al hanif
Additional contact persons:
-

Description

Ketika boneka menjadi pemimpin

September 12, 2018
MH.A’INUN NAJIB

“Kenapa rakyat mau memilih boneka, patung atau berhala untuk menjadi
pemimpinnya?”

“Karena partai politik memperkenalkan calonnya dengan mendustakan
kenyataannya. Calon pemimpin ditampilkan dengan pencitraan, pembohongan, di
make-up sedemikian rupa, dibesar-besarkan, dibaik-baikkan,
diindah-indahkan, dihebat-hebatkan”

“Itu bukan politik namanya, Pak, itu kriminal”

“Memang bukan politik, melainkan perdagangan. Bukan demokrasi, melainkan
perjudian. Memang bukan kepemimpinan, tapi talbis. Kalau dipaksakan untuk
disebut demokrasi, ya itu namanya Demokrasi Talbis”

“Talbis itu apa tho, Pak?”

“Talbis adalah Iblis menemui Adam di sorga dengan kostum dan make up
Malaikat, sehingga Adam menyangka ia adalah Malaikat. Maka Adam tertipu.
Rakyat adalah korban talbis di berbagai lapisan. Mereka dibohongi sehingga
menyangka bahwa yang dipilihnya adalah pemimpin, padahal boneka. Boneka
yang diberhalakan melalui pencitraan”

“Apakah pemimpin yang demikian bisa berkuasa?”

“Yang benar-benar berkuasa adalah botoh-botoh (bobotoh) yang membiayainya.
Setiap langkahnya dikendalikan oleh para bobotoh. Setiap keputusannya sudah
dipaket oleh penguasa modal. Ia tidak bisa mandiri, karena dikepung oleh
kelompok-kelompok yang juga saling berebut demi melaksanakan kepentingan
masing-masing”.

“Apa ia tidak merasa malu menjadi boneka?”

“Itu satu rangkaian: tidak merasa bersalah, tidak malu, tidak tahu diri,
tak mengerti bahwa ia sedang menyakiti dan menyusahkan rakyatnya, tidak
memahami posisinya di hati masyarakat, tidak punya cermin untuk melihat
wajahnya”

“Sampai separah itu, Pak?”

“Tidak punya konsep tentang martabat manusia, harga diri Bangsa dan marwah
Negara. Hanya mengerti perdagangan linier dan sepenggal, tidak paham
perniagaan panjang yang ada lipatan dan rangkaian putarannya. Tidak
memahami tanah dan akar kedaulatan, pertumbuhan pohon kemandirian, dengan
time-line matangnya bunga dan bebuahannya. Pemimpin yang demikian membawa
bangsanya berlaku sebagai pengemis yang melamar ke rentenir…”.

“Pemimpin yang seperti itu akhirnya pasti jatuh dan hancur”, kata Kakak.

“Belum tentu”, kata Bapak.

“Jangan lupa bahwa kalau para bobotoh mampu mengangkat berhala ke kursi
singgasana, berarti mereka juga menguasai seluruh perangkat dan modalnya
untuk bikin apa saja semau mereka di Negara itu.

Juga selalu sangat banyak orang dan kelompok yang mencari keuntungan
darinya, bahkan menggantungkan hidupnya. Sehingga mereka membela boneka itu
mati-matian.

Mereka selalu mengumumkan betapa baik dan hebatnya pemimpin yang mereka
mendapatkan keuntungan darinya, sampai-sampai akhirnya mereka yakin sendiri
bahwa ia benar-benar baik dan hebat. Uang, kekuasaan dan media, sanggup
mengumumkan sorga sebagai neraka, dan meyakinkan neraka adalah sorga”.

S a l a m ,

Emha Ainun Nadjib

http://www.jerami.info/2018/09/12/ketika-boneka-menjadi-pemimpin/

Actions #1

Updated by Arief Putra almost 4 years ago

  • Status changed from Open to Closed
  • Assignee changed from Aribowo Sasmito to Arief Putra
  • % Done changed from 0 to 100

Also available in: Atom PDF Tracking page