Project

Profile

Help

Task #55828

closed

127 0529 Zolla Drg BAGI SAUDARA YG PUNYA ANAK MENANTU ATAU CUCU POLISI. KALAU SAUDARA SAYAN...

Added by Harry Sufehmi almost 3 years ago. Updated over 2 years ago.

Status:
Closed
Priority:
Normal
Assignee:
-
Start date:
07/18/2021
Due date:
% Done:

0%

Estimated time:
Company:
-
Contact person:
-
Additional contact persons:
-

Description

Request for fact check about

[12/7 05:29] Zolla Drg: "BAGI SAUDARA YG PUNYA ANAK , MENANTU ATAU CUCU POLISI. KALAU SAUDARA SAYANG MEREKA, KASIH TAHU BACAAN DI BAWAH INI"
"BRIMOB POLISI PERLU BACA TUNTAS TULISAN INI
(Agar jangan gagal paham)
⬇️⬇️⬇️
NASIHAT KEPADA APARAT YANG MUSLIM
(Agar kalian tidak masuk dalam golongan yang dilaknat Alloh)
✍️Oleh:
Al Ustadz Dr. Abu Faqih Quraisy, Al-Hafidz, M,Si, Ph.D حفظه اللّٰه تعالى
بسم الله الرحمن الرحيم
Jangan kalian beralasan bahwa; “kami hanya menjalankan tugas”.
SYURTHAH (Polisi, Tentara, Jaksa, Hakim) AKHIR ZAMAN
Jauh-jauh hari Rasululloh ﷺ telah mewanti-wanti terhadap profesi Syurthah (Polisi, tentara, Jaksa, Hakim), yang sangat mengerikan.
Nabi Shallallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda 😘
“سَيَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ *شرطَةٌ
، يَغْدُونَ فِي غَضِبِ اللَّهِ، وَيَرُوحُونَ فِي سَخَطِ اللَّهِ، فَإِيَّاكَ أَنْ تَكُونَ مِنْ بِطَانَتِهِمْ”.
”Akan datang di akhir zaman adanya aparat berseragam (polisi, tentara, jaksa, hakim dan sejenisnya) yang di pagi harinya di bawah kemurkaan Alloh, dan sore harinya di bawah kebencian Alloh. Hati-hatilah kalian menjadi bagian dari mereka.”
(HR. Ath Thabarani dalam Al Kabir No. 7616. Imam Al Munawi mengatakan: shahih. Lihat At Taisir bi Syarh Al Jaami’ Ash Shaghiir, 2/192)
Imam Al Munawi mengatakan : Mengutip dari An Nihayah bahwa :
Polisi, TNI, Jaksa, Hakim dan aparat berseragam lainnya dinamakan Syurthah karena mereka memiliki ’alamaat (tanda pengenal, seperti kostum seragam dan tanda atribut serta pangkat lainnya)
Maka, jadilah pelindung dan pengayom rakyat (umat) yang membutuhkan jaminan tegaknya keadilan, keamanan dan kesejahteraan yang sebenar-benarnya dan setulus-tulusnya.
Jangan justru menjadi musuh umat atau rakyat, pelindung kejahatan, kebatilan dan ketidak adilan, agar turun ridha, rahmat, hidayah dan berkah dari Alloh Ta’ala kepada kalian dan keluarga kalian.
Kepada para aparat keamanan (polisi, tentara) dan para penegak keadilan yang berbuat dzalim atau yang membantu penguasa yang dzalim.
Kelak di akhirat kalian akan ditanya tentang kedzaliman kalian dan kalian akan dilemparkan ke neraka lebih dahulu sebelum atasan yang memerintahkan kedzaliman kepada kalian, dilemparkan pula ke dalam neraka. =============
Al Imam Ibnu al Jauzi menyebutkan dalam kitab Manaqib Al Imam Ahmad dan Ibnu Muflih dalam Al Furu’ dinukil dari riwayat Al-Marwadzi;
Ketika Imam Ahmad bin Hambal dipenjara oleh penguasa dzalim yang mengkriminalisasi dirinya (karena berbeda pendapat), seorang sipir penjara bertanya, “Wahai Imam, apakah hadits-hadits ancaman terhadap aparat pembantu penguasa dzalim itu shahih?”
Beliau menjawab, “Iya shahih”.
Sipir tersebut bertanya lagi. “Apakah menurut anda saya ini termasuk pembantu orang dzalim?” Karena saya hanya sekedar melaksanakan tugas.
Imam Ahmad menjawab, “Oh bukan. Yang termasuk pembantu kedzaliman itu yang melayanimu, yang menyiapkan masakan makanan dan minuman anda, yang menyiapkan pakaianmu dan menyediakan keperluanmu sehari-hari. Mereka itulah pembantu orang yang dzalim.
Sedangkan anda adalah pelaku kedzaliman itu sendiri”.
Alloh Subhanahu’ Wa Ta’ala berfirman:
…وَلَوْ يَرَى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْۤا اِذْ يَرَوْنَ الْعَذَا بَ ۙ اَنَّ الْقُوَّةَ لِلّٰهِ جَمِيْعًا ۙ وَّاَنَّ اللّٰهَ شَدِيْد الْعَذَابِ.
“… Sekiranya orang-orang yang melakukan kedzaliman itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa sebenarnya kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa sesungguhnya Alloh sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal).”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 165)
اِذْ تَبَرَّاَ الَّذِيْنَ اتُّبِعُوْا مِنَ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْا وَرَاَوُا الْعَذَا بَ وَ تَقَطَّعَتْ بِهِمُ الْاَسْبَا بُ.
“(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti (atasannya) berlepas tangan dari orang-orang yang mengikuti, dan mereka melihat azab, dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus.”
Dalam Al-Qur'an dan Hadits di atas, terdapat kesimpulan pelajaran sebagai berikut:
1. Para aparat pembantu penguasa yg dzalim tidak akan bisa mengelak dgn berkata bahwa mereka hanya sekedar melaksanakan perintah/menjalankan tugas”.
2. Para aparat yang melaksanakan perintah penguasa dzalim untuk berbuat dzalim, maka mereka juga termasuk diantara orang-orang yang dzalim itu sendiri.
3. Yang dimaksud dan termasuk pembantu orang dzalim diantaranya adalah istri orang dzalim tersebut, anak-anaknya atau maulanya (pembantu) dari orang yang dzalim tersebut yang turut melayani keperluannya, menyiapkan pakaiannya, ikut menikmati upah / gaji dari suaminya yang dzalim.
Maka mereka ini, juga akan mendapatkan azab neraka, karena telah membantunya /mendiamkannya dalam perbuatan dzalim.
Demi Alloh, kalian dan keturunan kalian akan dilaknat Alloh jika kalian tetap menjadi pindung kebatilan, kemaksiatan, ketidak adilan, kedustaan, kedzaliman. Kalaian dan keturunan kalian akan hina dalam laknat Alloh dan laknat manusia jika tidak segera berbalik menjadi pelindung dan penjamin keadilan bagi rakyat yang istiqomah berada dalam kebaikan dan kebenaran.
Maka, bagi para istri dan anak-anak pejabat, aparat atau sejenisnya, yang bapaknya saat ini dapat jabatan sebagai aparat keamanan di dalam rezim penguasa yang dzalim, wajib bagi kalian untuk menolak perilaku suami atau ayah ayah kalian, yang turut serta berbuat dzalim membela penguasa dzalim.
Jangan senang ikut menikmati kemewahan dari gaji / jasa berbuat kedzaliman, dengan mengurbankan urusan keselamatan akhirat kalian. Nasihati suami-suami kalian atau ayah-ayah kalian.
Bagi aparat muslim, berhentilah kalian berbuat dzalim dan membela rezim penguasa atau atasan yang dzalim, dengan cara menasehatinya, berlepas diri dari perintahnya.
Jika kalian ingin selamatkan istri kalian, anak-anak kalian dan diri kalian, bahkan ingin selamatkan bangsa kalian dari huru hara keruntuhan, maka hentikan dan akhiri kekuasaan penguasa yang dzalim dengan melakukan pembangkangan massal, atau mengeksekusi penguasa dzalim dengan tangan dan senjata yg ada di tangan kalian(do'a).
Maka kalian akan menjadi pahalawan = orang yang diberi pahala (pahlawan) sejati, penyelamat negeri, penyelamat anak-anak dan istri, serta penyelamat generasi penerus bangsa ini, dan kalian akan mendapatkan syahid di hadapan Alloh Rabb kalian, dan nama kalian akan dicatat dalam tinta sejarah yang harum di dunia, dan insya Alloh juga di akhirat, aamiin.
Pilihan kalian hanya 2: menjadi manusia terlaknat, atau menjadi pahlawan sejati.
[12/7 08:08] Zolla Drg: Surat Terbuka
PIDATO KETUM PDIP
MENGAGUMI KOMUNISME DAN SOSIALISME

Nomor : 01ST/LT MM/IX/1442
Hal : Mohon Kajian dan Penelitian
Lamp. : 1 berkas (Transkrip Pidato HUT Seabad PKC dan AD ART PDIP)
Sifat : PENTING

Kepada Ykh:
1. Menkopolhukam, Prof. Dr. Mahfud MD, S.H, S.U, M.I.P
2. Menhan, Letnan Jenderal TNI (Purn) H. Prabowo Subianto.
3. Kepala BAIS (Badan Intelijen Strategis) TNI
4. Marsekal Madya TNI Kisenda Wiranata Kusuma, M.A.
5. Kepala BIN (Badan Intelijen Nasional)
Jend. Pol. (Purn.) Budi Gunawan

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Mencermati pidato ucapan selamat HUT Seabad Partai Komunis China (Tiongkok), 1 Juli 2021 yang diunggah iNews.id 2 Juli 2021, Ketum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarno Putri, yang begitu mengagumi kehebatan negeri Tiongkok di bawah pemerintahan Partai Komunis, bagaikan membuka kotak pandora. Apa yang selama ini tertutupi sekadar indikasi politik, kini nampak jelas misi politik PDIP yang berambisi menelikung ideologi Pancasila dan dasar negara Ketuhanan YME, ke arah ideologi yang bertentangan dengan konstitusi NKRI.

Maka menjadi pertanyaan, mengapa Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo yang merupakan petugas PDIP, terpuruk dalam kondisi yang meresahkan rakyat dan mengkhawatirkan masa depan bangsa Indonesia? Mengapa, di tengah darurat Pandemi Covid 19, TKA China bebas masuk Indonesia, sementara rakyat dalam negeri dibatasi ruang geraknya yang berimbas pada peningkatan kemiskinan dan pengangguran? Mengapa pemerintah bersikap Islamofobia, membubarkan ormas Islam yang dilabeli Anti Pancasila, tapi membiarkan PDIP dengan ideologi inkonstitusionalnya? Mengapa ulama dikriminalisasi, pengawalnya dibunuh dengan brutal, pengkritik pemerintah dipenjara, sehingga harmoni sosial kian terancam?

Akan tetapi, pertanyaan yang lebih mendasar sekaligus mengkhawatirkan berkaitan dengan kemungkinan delik kejahatan terhadap keamanan negara, dan bergesernya komitmen terhadap Konstitusi Negara UUD NRI 1945 dan Pancasila 18 Agustus 1945 menjadi Pancasila 1 Juni 1945, Trisila dan Ekasila, serta merobah dasar negara Ketuhanan YME menjadi ketuhanan berkebudayaan.

Dalam pidato HUT PDIP ke-44 di JCC Senayan Jakarta, Selasa (10/1/2017) Megawati tegas menyatakan bahwa, PDIP berideologi Pancasila 1 Juni 1945. Dan tanggal 1 Juni 1945 telah ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila oleh Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 24 Tahun 2016. Ini berarti, secara resmi Negara telah mengakui Pancasila 1 Juni 1945 sebagai ideologi bangsa Indonesia. Dengan pengakuan tersebut, maka segala keputusan dan kebijakan politik Negara bersumber pada jiwa dan semangat nilai-nilai Pancasila 1 Juni 1945, yang bertentangan dengan Pancasila 18 Agustus 1945. Megawati juga menegaskan bahwa, Pancasila (lima sila), jika diperas menjadi Trisila (socio-nationalism, socio-democratie, dan ketuhanan). Trisila jika diperas menjadi Ekasila, yaitu gotong royong. (transkrip pidato terlampir).

Penjelasan UU No. 27 th. 1999 tentang Perubahan KUHPidana yang berkaitan dengan kejahatan terhadap keamanan negara menegaskan bahwa ajaran Komunisme adalah ancaman bagi Pancasila, bertentangan dengan agama, asas-asas dan sendi kehidupan bangsa Indonesia yang ber-Tuhan. Sementara Megawati Soekarno Putri, sebagai ketua pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) secara insinuatif mempromosikan dan membanggakan Komunisme dan Sosialisme ala Tiongkok. Hal ini nampak jelas pada narasi yang digunakan dalam pidato Megawati tersebut antara lain:

1. Membanggakan bahwa di bawah kepemimpinan Komite Sentral Partai Komunis China (PKC), berhasil mengukir sejarah dan mendapatkan kemenangan di berbagai negeri.
“Masyarakat di berbagai negeri saat ini, kita sedang menyaksikan sebuah peristiwa bersejarah yaitu berbagai kemenangan yang telah dicapai oleh rakyat Tiongkok dibawah kepemimpinan Xi Jinping, sekretaris jenderal komite setral Partai Komunis Tiongkok”.

2.    Membanggakan kebesaran sosialisme Partai Komunis Tiongkok memenangkan dukungan rakyat dengan menyatakan: “Di bawah panji besar sosialisme berkepribadian ala Tiongkok Partai Komunis Tiongkok berhasil memenangkan dukungan rakyat untuk maju bersama memakmurkan dan mensejahterkan rakyat Tiongkok di segala bidang”.

3. Membanggakan Partai Komunis Tiongkok mengemban misi sejarah dan regenerasi ras Tionghoa dengan ungkapan: “Partai Komunis Tiongkok membaktikan dirinya mengemban misi sejarah memimpin rakyat Tiongkok menciptakan kehidupan bahagia dan melaksanakan peremajaan besar bangsa Tionghoa”.

4. Membanggakan “Partai Komunis Tiongkok berhasil mengkonsolidasikan persatuan besar rakyat Tiongkok dari berbagai etnis, memperkuat persatuan besar putra putri bangsa Tionghoa di dalam dan luar negeri dan mendorong solidaritas rakyat Tiongkok dengan rakyat berbagai negeri seluruh dunia”.

5. Memberikan peluang Partai Komunis Tiongkok melakukan okupasi ke dalam masyarakat Indonesia, dengan ungkapan: “Semoga hubungan persahabatan antara 1,4 miliar rakyat Tiongkok dengan 271 juta akan tetap abadi selamanya”.

Di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD dan ART) Partai Demokrasi Indonesia Perjuagan (PDIP) tahun 2019-2024 yang disahkan pada Kongres PDIP ke-5 menyatakan bahwa:

1. PDIP sebagai alat perjuangan untuk membentuk dan membangun karakter bangsa berdasarkan Pancasila 1 Juni 1945, Trisila dan Ekasila (Mukaddimah Anggaran Dasar dan pasal 6 huruf a, b dan c).

2. PDIP mempunyai tugas menghimpun dan memperjuangkan aspirasi rakyat berdasarkan ideologi Pancasila 1 Juni 1945 dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, serta jalan TRISAKTI (AD pasal 10 huruf d)

3. Mempengaruhi dan mengawasi jalannya penyelenggaraan Negara agar senantiasa berdasarkan pada ideologi Pancasila 1 Juni 1945 dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, serta jalan TRISAKTI.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Majelis Mujahidin mengkhawatirkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan terseret ke arah sosialisme ala NASAKOM, sebagai proxy agent (tujuan antara) bagi komunisme untuk menguasai dan menganeksasi NKRI, menjadi ancaman serius bagi kedaulatan dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yaitu, berkuasanya Diktaktor Proletariat dengan memanipulasi konstitusi UUD NRI 1945 dan ideologi negara Pancasila menjadi Pancasila 1 Juni 1945. Dan yang lebih mengkhawatirkan lagi, munculnya gagasan masa jabatan presiden tiga periode.

Untuk itu, Majelis Mujahidin mengharapkan lembaga intelijen Negara, baik BIN maupun BAIS bisa mengkaji dan mengadakan penelitian seksama terhadap hal-hal yang kami sampaikan di atas, demi keutuhan dan kedaulatan NKRI. Dan menjadi catatan penting bagi Menkopolhukam dan Menhan. Terima kasih.

Yogyakarta, 1 Dzulhijjah 1442 H /10 Juli 2021 M
Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin

Ketua
Irfan S. Awwas

Sekertaris
M. Shobbarin Syakur

Amir Majelis Mujahidin,
Al-Ustadz Muhammad Thalib

Click or copy-paste the url below in your browser to notify or invalidate the request.

Invalidate Request: https://kalimasada-1.turnbackhoax.id/menu-kalimasada/process.php?invalidate=42495

Notify Requesters: https://kalimasada-1.turnbackhoax.id/menu-kalimasada/process.php?notify=42495

From Cekfakta Kalimasada Whatsapp.

Actions #1

Updated by Harry Sufehmi over 2 years ago

  • Status changed from Open to Closed

Also available in: Atom PDF Tracking page