Project

Profile

Help

Task #5244

closed

Mohon di Cek Sumber dan Penyebar Ujaran Kebencian dan Pencemaran nama baik Uskup dan beberapa Pastor sebagai Pemimpin Umat Katolik di Wilayah Keuskupan Manokwari-Sorong. Provinsi Papua Barat.

Added by MAYBRAT CHANNEL (fxtenau@gmail.com) from MAYBRAT CHANNEL almost 5 years ago. Updated almost 4 years ago.

Status:
Closed
Priority:
Normal
Assignee:
Category:
-
Start date:
05/22/2019
Due date:
% Done:

0%

Estimated time:
Company:
MAYBRAT CHANNEL
Contact person:
MAYBRAT CHANNEL
Additional contact persons:
-

Description

MEREKA YANG HARUS TERSINGKIR KARNA NAPSU DAN KEKUASAAN USKUP
SEBUAH RENUNGAN BUAT UMAT DI KEUSKUPAN MANOKWARI-SORONG

Sejak kejadian yang menimpa Pastor Paul Tan, PR pada tanggal 30 Oktober
2017 dimana Pastor Rudy Renyaan, PR (Ekonom Keuskupan Manokwari Sorong)
yang menyerang Pastor Paul Tan dengan sebilah parang di depan para
mahasiswa-mahasiswa Sekolah Tinggi Kataketik Pastoral di Tampa Garam, satu
demi satu para Pastor dan pengurus gereja yang berseberangan dengan Uskup
Hilarion Datus Lega dan para kroninya harus disingkirkan, demi untuk
mempertahankan Napsu dan Kekuasaan Uskup serta para kroninya untuk
menguasai Keuskupan Manokwari Sorong dengan segala fasilitas dan
kememawahan serta yang paling penting adalah menguasai aliran uang didalam
pundi-pundi Keuskupan.

Mari kita lihat urutan kejadian sejak terkuaknya kasus penyalahgunaan dana
di Keuskupan Manokwari Sorong serta menguapnya Dana Abadi Keuskupan sebesar
Rp.35 Milyar.
Dana Abadi dana yang sengaja dikumpulkan dari para donatur dan disimpan
sejak jaman Uskup Mgr. FX. Hadisumarta, O.Carm sebesar Rp.50 Milyar. Dana
tersebut diteruskan penggunaanya oleh Uskup Mgr. Hilarion Datus Lega, Pr.
dan anehnya dana yang hanya bisa digunakan bunganya saja, ternyata sudah
raib dan saat ini hanya tersisa Rp.15 Milyar. Kemana larinya dana abadi
sebesar Rp.35 Milyar yang dikumpulkan para donatur sebagai Dana Abadi
Keuskupan..???

Selain raibnya Dana Abadi Keuskupan, dana-dana sumbangan/bantuan tunai dari
donatur dan pemda Kab. Sorong, Kab. Tambrauw, Kab. Maybrat, Kab. Fakfak,
Kab. Kaimana, Kota Sorong, Kab. Teluk Bintuni serta Pemda Propinsi Papua
Barat yang diterima langsung oleh Uskup sampai saat ini tidak jelas
penggunaannya dan tidak dapat dipertanggung jawabkan.

Korupsi besar-besaran yang dilakukan oleh Uskup Manokwari Sorong Mgr.
Hilarion Datus Lega, Pr dan Ekonom Pastor Rudy Renyaan, Pr. sudah bukan
rahasia umum lagi. Untuk memuluskan niat mereka dalam mengelapkan berbagai
sumbangan yang masuk, Pastor Rudy Renyaan sebagai ekonom Keuskupan membuka
rekening atas nama pribadi di semua bank yang ada di Kota Sorong, sehingga
sumbangan-sumbangan tunai tersebut disimpan/disetor ke rekening pribadi
ekonom atas nama Pastor Rudy Renyaan.

Pertanyaannya apakah organisasi sebesar Keuskupan Manokwari Sorong tidak
memiliki rekening atas nama Keuskupan?
Siapa yang berani bertanya tetang hal ini berarti siap-siap untuk dibebas
tugaskan.

Namun Tuhan tidak tinggal diam. Diantara sekian puluh Imam yang ada di
Keuskupan Manokwari Sorong, beberapa dari mereka berani bersuara lantang
tentang Korupsi dan penyalah gunaan keuangan di Keuskupan Manokwari Sorong.
Resikonya tentu saja apa yang yang sama-sama kita saksikan sekarang ini,
satu persatu dari mereka dibebas tugaskan dan dibiarkan hidup diluar
hirarki gereja tanpa gaji dan jaminan hidup serta kesehatan dari Keuskupan.
Mari kita lihat urutan kejadiannya.

30 OKTOBER 2017
Pastor Rudy Renyaan, PR (ekonom Keuskupan) menyerang Pastor Paul Tan, Pr
(Pastor Paroki Katedral Sorong) dengan sebilah parang, serta mengancam akan
membunuh Pastor Paul Tan. Pastor Paul Tan saat itu adalah Kepala Kantor
Keuskupan yang tahu persis aliran sumbangan dan bantuan tunai yang masuk ke
Keuskupan dan tidak jelas penggunaannya.

5 JANUARI 2018
Uskup mengeluarkan SK membebas tugaskan Pastor Alo Tenewut, OSA sebagai
Pastor Paroki Imanuel Sanggeng Manokwari, tanpa ada kejelasan tugas dan
jabatan yang baru. Hal ini disebabkan karena Pastor Alo Tenewut setiap saat
didalam memimpin Misa atau ibadah, selalu mendoakan dan memberikan support
moril kepada Pastor Paul Tan secara terang-terangan. Pastor Alo yang sejak
awal mencium bau ketidak-beresan di dalam Kantor Keuskupan Manokwari Sorong
selalu berteriak lantang menyuarakan ketidak benaran di dalam Keuskupan
Manokwari Sorong ini, yang penuh maksiat dan korupsi besar-besaran antara
Uskup dan Ekonom Keuskupan.
Sekarang untuk bisa bertahan hidup, Pastor Alo Tenewut harus hidup dari
belas kasihan umat karena tidak memiliki gaji dan semua fasilitas ditarik
dari Pastor Alo.

8 JANUARI 2018
Uskup mengeluarkan SK membebas tugaskan Pastor Paul Tan, Pr sebagai Pastor
Paroki Kristus Raja Katedral Sorong, tanpa diberi tugas dan jabatan apapun.

ROMO HARSONO
Romo Harsono adalah salah satu romo yang sederhana dan sangat dekat dengan
umat. Nasib Romo HARSONO begitu apes ketika didalam Rapat Tim Pastoral,
Romo Harsono dengan nekat menanyakan kepada Uskup mengapa ada
rekening-rekening Keuskupan yang harus menggunakan nama pribadi Pastor Rudy
Renyaan…? Bagaimana jika uang-uang tersebut disalah gunakan oleh Pastor
Rudy untuk kepentingan pribadi?
Dan siapakah yang bisa memeriksa dan mengontrol aliran dan penggunaan
uang-uang tersebut.
Dan apa yang terjadi..??
Seminggu setelah kejadian ini, Uskup mengeluarkan SK tugas belajar kepada
Romo Harsono di Philipina. Dan sampai saat ini Romo Harsono masih
terkatung-katung hidupnya di Philipina karena ketidak jelasan SK tugas
belajarnya sampai saat ini.

14 MEI 2019
Pastor Vincent Nuhuyanan, PR yang selama ini ikut membela Pastor Paul Tan,
dan ikut bersuara tentang segala kebusukan serta perbuatan-perbuatan
maksiat yang dilakukan oleh Uskup, Wakil Uskup dan para Pastor di
sekeliling Uskup, lagi-lagi dibuat tidak berdaya.
Uskup mengeluarkan SK membebas tugaskan Pastor Vincent Nuhuyanan, Pr
sebagai Pastor Paroki St. Bernadus di Aimas, lagi-lagi tanpa tugas dan
jabatan. Ditendang, dibuang bahkan diusir bagaikan anjing…
Padahal Pastor Vincent bersama-sama umatnya baru saja selesai membangun
Gereja Santo Paulus di Tugu Merah Kabupaten Sorong.

Umat sekalian, apakah kita hanya berdiam diri menyaksikan arogansi dan
kesombongan Uskup Mgr. Hilarion Datus Lega, Pr mempertahankan tahta dan
jabatannya serta memperkaya diri sendiri dengan cara-cara seperti ini?
Sudah saatnya kita bersatu melawan kebiadaban Uskup dan para kroni yang
saat ini menguasai Keuskupan Manokwari Sorong

Satu persatu para pastor asal Papua disingkirkan, dan diisi oleh
pastor-pastor yang merupakan kroni Uskup. Lihat saja para guru/pastor yang
ada di dalam seminari Petrus Van Diepen, dari mana mereka berasal? Sadar
atau tidak sadar Uskup perlahan-lahan mengirim mereka satu persatu dari
kampung halamannya untuk menguasai kursi dan jabatan di Keuskupan Manokwari
Sorong. Dan para Imam yang berasal dari Papua hanya menjadi penonton,
mereka yang bersuara keras langsung di bebas tugaskan, bahkan ada yang
diberhentikan.
Sungguh miris nasib para pastor-pastor asal Papua, ditendang bahkan diusir
bagaikan seekor anjing.

Bayangkan saja bagaimana perasaan Ibu Bapak serta saudara mereka yang sudah
menyerahkan anak serta saudara mereka untuk ditahbiskan menjadi seorang
Imam dan Pelayan Tuhan, setelah sekian puluh tahun mengabdi buat gereja dan
umat, demi mempertahankan tahta dan jabatan USKUP, mereka dibuang, diusir
dan dibiarkan hidup diluar bagaikan seorang peminta-minta, yang hidup dari
belas kasihan umat…
Dimana harga diri mereka dan harga diri keluarga mereka dimata Umat dan
dimata Tuhan
Adilkah hukuman ini buat mereka-mereka yang lahir dan dibesarkan dari tanah
Papua serta rela menyerahkan hidup mereka untuk melayani umat di Keuskupan
Manokwari Sorong. Coba pikirkan lagi, seandainya mereka para Imam yang
diusir dan dibuang adalah salah satu anak atau saudara kita, apa yang harus
kita lakukan untuk menyelamatkan Keuskupan Manokwari Sorong ini?

Sebagai seorang Imam dan sahabat, saya hanya mengingatkan Pastor Imanuel
Tenau Pr, Pastor Isak Bame Pr, Pastor Jeri Rumlus Pr dan Pastor Lewi Ibori
OSA, kita semua adalah Imam dari Papua tapi kalian tidak sadar, hanya
dengan dikasih umpan jabatan kecil kalian tega menghancurkan rekan sesama
Imam dari Papua. Cukup sudah kalian korbankan Pastor Paul Tan, Pastor Alo
Tenewut dan Pastor Vincent. Senior kita Pastor Yan Warpopor pun kalian
sangat tidak punya rasa hormat kepada beliau.

Sedikit curhat saya kepada kalian, mudah-mudahan kalian sadar setelah
membaca semua ini sebelum kalian dipermalukan suatu saat nanti.

PASTOR YERI RUMLUS, jangan karena jabatan Kepala Kantor Keuskupan dan 1
unit mobil Toyota Inova yang baru, engkau rela berkhianat mengorbankan
rekan-rekanmu sesama pastor dari Papua. Engkau tahu persis apa yang tidak
benar di dalam Keuskupan tetapi demi jabatan engkau rela berdiam diri dan
menutup mata atas kesalahan Uskup lalu rela berkhianat ikut menghukum
rekan-rekanmu sesama Imam dari Papua.

PASTOR IMANUEL TENAU, atau saya sering sapa adik Manu, jangan karena
jabatan Pastor Paroki Katedral engkau lalu menyombongkan diri. Saya tahu
kemampuanmu belum sampai disana namun Uskup dengan bangga menyampaikan dan
mempromosikan dirimu di depan mimbar bahwa engkau lulusan S2 (Magister)
dari Roma, sementara kami semua tahu bahwa engkau tidak pernah
menyelesaikan pendidikan dari perguruan tinggi di Roma, kamu dikeluarkan
karena tidak mampu diikuti beberapa catatan kecil antara lain sering sering
mabuk-mabukan selama mengikuti pendidikan dan akhirnya engkau dipulangkan.
Lalu uskup mengirimkan kamu untuk menyelesaikan kuliah S2 mu di Malang,
itupun kami tahu dipaksakan untuk lulus.

PASTOR ISAK BAME, hanya dengan jabatan kecil engkau rela menjual
rekan-rekan sesama Imam kepada Uskupmu, engkau rela menghacurkan masa depan
mereka. Mereka dan engkau sama-sama lahir dan besar di tanah Papua,
sama-sama terpanggil untuk melayani umat Katolik di Papua, namun hanya
dengan sedikit rayuan dari Uskup dan sebuah jabatan kecil, engkau rela
korbankan mereka teman-temanmu sesama Imam Papua.

PASTOR LEWI IBORI, saya dan para umat tau persis kelakuanmu sampai saat
ini. Selama 14 tahun pengabdianmu sebagai seorang Imam, apa yang engkau
perbuat buat umat dan gereja Katolik di KMS? Mari kita sama-sama lihat.
Sudah berapa wanita yang engkau tiduri? Dalam sebulan berapa hari engkau
parkir mobilmu di KM.12 masuk untuk bertemu sang pujaan hati Ibu Guru yang
saat ini mejadi kepala sekolah di salah satu SDK. 2 unit mobil Avanza yang
terparkir di halaman rumah ibu guru tersebut bukankah itu mobil pemberian

Actions #1

Updated by Riza Dwi almost 4 years ago

  • Status changed from Open to Closed
  • Assignee changed from Aribowo Sasmito to Riza Dwi

Also available in: Atom PDF Tracking page