Project

Profile

Help

Task #4719

closed

Penjajahan okeh Cina

Added by Byaktika Raharani Byaktika (Byaktika@gmail.com) from Nanis Raharani Byaktika almost 5 years ago. Updated over 3 years ago.

Status:
Closed
Priority:
Normal
Assignee:
Category:
-
Start date:
05/08/2019
Due date:
% Done:

100%

Estimated time:
Company:
Nanis Raharani Byaktika
Contact person:
Byaktika Raharani Byaktika
Additional contact persons:
-

Description

==================== Teks Hoaks ====================
MENYAKSIKAN DETIK-DETIK BERAKHIRNYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

By.Bambang Tri Muljanto,
Mantan Dir. KITSDA: Direktorat Jenderal Pajak:

"Saya mengamati dengan kagum sebuah perusahaan PMA dari RRC yang
menginvestasikan puluhan triliun rupiah uangnya di suatu wilayah masih
perawan (baca: tanpa infrastruktur) di “pinggang” pulau Sulawesi.

Perusahaan ini membangun infrastruktur sendiri mulai dari dermaga, jalan,
tanur-tanur peleburan, power plants, area penimbunan bahan baku dan barang
hasil produksi, instalasi pengolahan air bersih dan ekstraksi oksigen dari
air laut, asrama pegawai, rumah sakit dan infrastruktur lainnya, yang
diperlukan untuk melakukan kegiatan usaha peleburan bijih nikel yang
ditambang dari ratusan ribu hektar areal penambangan yg mereka kuasai.

I also admire more than 5000 employees, both blue and white collars, who
diligently and productively (just not to say militantly) work for the
company in the middle of nowhere. Most of them, more than 95 percent, are
Republic of China Nationals. Only a small number of employees are
Indonesians.

Setelah mengagumi kehebatan semangat para pencari uang itu, saya lalu
bertanya pada diri sendiri: “Apa ya kira kira yang didapat oleh rakyat
Indonesia, pemilik asli dari sumberdaya alam Indonesia, dari kegiatan PMA
itu?”

– Apakah lapangan pekerjaan (biasanya perusahaan PMA dari Jepang, Eropah
dan Amerika menawarkan banyak lapangan kerja kepada buruh Indonesia yang
relatif murah)? Jawabnya: Jelas Tidak, karena 95 persen lebih pegawai
perusahaan itu DIDATANGKAN dari China.

– Pajak, kah yang diperoleh? Yuk kita lihat sama sama:
1. Corporate Income Tax?… kayaknya sangat kecil atau nihil, atau malahan
lebih bayar; kenapa? karena perusahaan mendapat berbagai fasilitas kemudahan
penanaman modal termasuk investment allowance dan pembebasan pajak-pajak
atas impor, sementara itu Credit Withholding taxes justru refundable.

2. Payroll Taxes?… enggak juga, karena warga RRC yang bekerja di
perusahaan itu digaji sebesar PTKP Indonesia dalam bentuk biaya hidup dan
akomodasi yang disediakan oleh perusahaan plus sedikit uang saku, sedangkan
hak gaji yang lebih besar dibayarkan kepada keluarganya di RRC (DJP tidak
bisa mengakses data ini).

3. VAT?… enggak lah ya, perusahaan ini justru kerjaannya minta restitusi
PPN karena semua produksinya diekspor ke RRC.

4. PBB?… mungkin ini satu satunya pajak yang mereka bayar, lalu berapa
besarnya?

– Royalty yang dibayarkan kepada pemerintah atas hak penambangan?… saya
rasa ini juga dibayar oleh PMA ini; tapi berapa besarnya?… Nobody knows,
karena semua informasi tentang volume kegiatan penambangan, smelting dan
ekspor nikel yang tahu hanya perusahaan PMA itu sendiri.

Pihak pemerintah Indonesia sepenglihatan saya, tidak “hadir” di lokasi
untuk mengawasi semua kegiatan pada setiap saat, sehingga tidak bakal tahu
berapa sesungguhnya kekayaan Indonesia yang telah dikeruk.
Ibaratnya, kalau perusahaan PMA itu membeli nikel dari pemerintah Indonesia,
perusahaan itu dipersilakan mengambil sendiri dan membayar sesuai yang dia
mau; enak betul, ya…

– Payment in any other forms?… could be, but only God knows…
– Multiplier Effect?… mungkin ada pasti tidak besar; semua bahan untuk
membangun infrastruktur dan operasional perusahaan, sejauh dimungkinkan,
menggunakan produk dan teknologi China dan jasa subkontraktor juga
didatangkan dari negeri yang sama. Jadi kalaupun ada multiplier effect, akan
lebih banyak terjadi di China, bukan di Indonesia.

Walhasil kekaguman saya disaat mengamati kehebatan warga RRC dalam kasus di
atas, tiba tiba berubah menjadi kedongkolan luarbiasa, yaitu ketika saya
melihat dari sisi Indonesia sebagai pemilik sumberdaya alam. “Kebaikan
hati” pemerintah yang menyambut investor dengan karpet merah, untuk
mengeruk SDA milik kita Bangsa Indonesia for only little compensation itu
telah membuat saya marah.!!!

SADARKAH KITA?

1. Awalnya Kerjasama usaha…(done).

2. Masuk tenaga kerja china sebanyak banyaknya di PT PMA…(done).

3. Lalu bikin “Keamanan” sendiri..pribumi sulit masuk. (done).

4. Bikin Daerah/ kavlingTerbatas sendiri…pribumi sulit kontrol (done).

5. Lalu boleh mendirikan Ormas asing, bikin pasukkan/ Satgas sendiri… (on
progress).

6. Lalu Asing boleh beli Property n Tanah sendiri… lalu dpt ktp dan hak
ikut pemilu (done).

7. Selanjutnya lagi digodok boleh Dwi kewarganegaraan negaraan… (on
progress).

8. Acuan mata Uang di alihkan ke mata uang china. (on progress).

9. Dan terus bikin Partai sendiri… (on progress).

10. Next ikut Pemilu, dibanjiri uang. Menang! (on progress).

11. Presiden Asing… (on progress)

12. Awal “Penjajahan” dimulai. UUD banyak dirubah. Karena kekuasaan
mutlak ada di Presiden…(on progress).

13. Peperangan dan perpecahan akhirnya menjadi reality… (target).

14. End of Republic…(End).

15. AKHIR ZAMAN (mutlak)

Pejabat sibuk memperkaya diri....wakil kt di DPR juga ga keliatan
gaungnya...

Generasi muda hanya sibuk dg gadgetnya... sibuk mengagumi boy band korea..
nongkrong ngopi2.. ga mau mereka fikirkan negara ini ke depan

Ini fakta didepan mata.. bukan hoax.. saksi dan bukti sdh banyak..

Semoga ini jadi peringatan kita bagaimana kita mengambil sikap tahun
2019....

===================== Pesan =======================
Menakutkan apakah benar? ====================================================
Category: kompas ====================================================
Actions #1

Updated by Arief Putra over 3 years ago

  • Status changed from Open to Closed
  • Assignee changed from Aribowo Sasmito to Arief Putra
  • % Done changed from 0 to 100

Also available in: Atom PDF Tracking page