Project

Profile

Help

Task #403

closed

TurnBackHoax "Laporan Mengenai Salah Satu Akun yang diduga menyebarkan hoax"

Added by Harry Sufehmi over 6 years ago. Updated over 5 years ago.

Status:
Closed
Priority:
Normal
Assignee:
-
Category:
-
Start date:
05/16/2018
Due date:
% Done:

100%

Estimated time:
Company:
michaeladitya007@gmail.com
Contact person:
Michaeladitya007 Michaeladitya007
Additional contact persons:
-

Description

From: Michael Aditya Kurniawan <>
Subject: Laporan Mengenai Salah Satu Akun yang diduga menyebarkan hoax

Pesan dari Pelapor:

Saya menemukannya dari salah satu akun Facebook yang ditulis oleh Mimie Silver.
Di menuliskannya di salah satu kolom komentar di salah satu berita
yang di post oleh CNN Indonesia.

Saya sempat menanyakan link yang terkait dan yang bersangkutan telah
membagikannya.
Setelah saya cek, ada beberapa sumber yang terlihat kurang valid
bahkan agak mencurigakan. Ketika penyebar diminta keabsahannya,
penyebar tidak dapat menjawabnya.

Berikut link komentarnya:
<iframe src="https://www.facebook.com/plugins/comment_embed.php?href=https%3A%2F%2Fwww.facebook.com%2FCNNIndonesia%2Fposts%2F1841403442549385%3Fcomment_id%3D1841455002544229&include_parent=false&quot;
width="560" height="160" style="border:none;overflow:hidden"
scrolling="no" frameborder="0" allowTransparency="true"
allow="encrypted-media"></iframe>

======
Isi Hoax :

Cc : #divisihumaspolri
Cc : #kapolri
Cc : #irjokowidodo
Tolong periksa ini, LAKSMA TNI PURN MULYO WIBISONO.... (kami tunggu
berita pemeriksaannya lewat televisi)

ANALISIS] MANTAN Badan Intel Strategis (BAIS) bicara soal Terorisme
di Indonesia

Quote:

MULYO WIBISONO
(Mantan Komandan Satgas Intel Badan Intelijen Strategis, (BAIS),
Laksamana Pertama TNI, Purnawirawan)

Spoiler for 1

1. Terroris di Pelihara Intelejen Untuk Meraup Dollar dari AS

Keberadaan teroris di Indonesia sengaja dipelihara institusi tertentu
untuk mendapatkan proyek dari Amerika Serikat (AS).

"Teroris itu sengaja dipelihara institusi tertentu yang mempunyai
kemampuan intelijen. Institusi ini mendapatkan keuntungan dengan
adanya teroris karena mendapatkan kucuran dana dari AS," kata Mantan
Komandan Satgas Intel Badan Intelijen Strategis, (BAIS), Laksamana
TNI, Purnawirawan, Mulyo Wibisono kepadaitoday, Kamis (6/9).

Menurut Mulyo, kemunculan teroris disengaja dengan memprovokasi untuk
melakukan kegiatan teror. "Dalam intelijen ini penyusupan itu hal yang
biasa. Sebetulnya aparat sudah tahu, tetapi dibiarkan saja. Dan pelaku
teroris ini akibat provokasi intelijen," paparnya.

Kata Mulyo, teroris Solo semakin mencurigakan karena aparat kepolisian
menyebutkan para pelakunya melakukan pelatihan di Gunung Merbabu.
"Polisi harus mengungkap siapa yang melatih para teroris itu, atau
jangan-jangan intelijen sendiri. Menggunakan senjata terlebih lagi
umur mereka masih muda itu sangat aneh sekali dan mampu membunuh
polisi," jelasnya.

Kecurigaan Mulyo bertambah, korban aparat kepolisian yang tertembak di
Solo tidak diotopsi. "Harusnya korban dari pihak kepolisian diotopsi
dan diumumkan ke publik agar masyarakat semakin tahu. Kalau kayak gini
semakin menambah kecurigaan," paparnya.

Ia juga mengatakan, dalam sebuah operasi intelijen itu hal yang biasa
membunuh temannya sendiri itu untuk menekankan teroris melakukan
perlawanan. "Dalam operasi intelijen itu sudah biasa untuk membunuh
temannya sendiri. Dan kejadian di Solo itu ada kemungkinan itu, yang
membunuh Densus ya temannya sendiri," ungkap Mulyo

Kata Mulyo, dari pengakuan warga yang berada di lokasi bahwa Densus
langsung memberondong orang-orang yang diduga teroris. "Kalau saya
baca di media, ada pengakuan warga di lokasi bahwa orang-orang yang
diduga teroris langsung diberondong dan tidak ada perlawanan. Ini yang
jarang diungkap di televisi," pungkasnya.(itoday/Abd/Kru FAI/)

Spoiler for 2

2. 'Teroris Tambora dan Depok', Rekayasa yang Mudah Ditebak

Kemunculan teroris termasuk yang ada di Tambora, Depok dan penemuan
bahan peledak Bojong Gede itu merupakan rekayasa pihak-pihak tertentu
untuk mendapatkan kucuran dana baik dari dalam negeri maupun Amerika
Serikat.

"Katanya ada teroris dan penemuan bahan peledak itu rekayasa dan mudah
ditebak, dan dihubungkan teroris Tambora dengan Depok serta ada surat
wasiat hanya fakta rekayasa," kata Mantan Komandan Satgas Intel Badan
Intelijen Strategis, (BAIS), Laksamana Pertama TNI, Purnawirawan,
Mulyo Wibisono kepada itoday, Selasa (11/9).

Kata Mulyo, surat wasiat Thoriq yang ditemukan di Bojong Gede sangat
aneh sekali. "Kalau surat wasiat Thoriq ditemukan di rumahnya di
Tambora itu logis, kalau ditemukan Bojong Gede aneh juga. Selama ini
Thoriq lebih banyak beraktivitas di rumahnya jualan pulsa," ungkap
Mulyo.

Mulyo menerangkan rekayasa ini terlihat dengan adanya orang yang
diduga teroris Tambora bernama Thoriq mempunyai bahan peledak di
rumahnya.

"Thoriq ini siapa sebenarnya, rumahnya tiba-tiba ada bahan peledak dan
dapat melarikan diri dalam beberapa hari, kemudian menyerahkan diri ke
polisi dengan membawa pistol. Ini juga tidak masuk akal.Seorang
teroris itu lebih suka mati syahid, tetapi kok tiba-tiba menyesal,"
ujarnya.

Kata Mulyo, keanehan juga nampak dari keterangan polisi bahwa Thoriq
akan merencanakan bom bunuh diri di empat lokasi. "Mau rencanakan bom
bunuh diri di bom lokasi, ini juga ngak logis, satu orang kok bisa
melakukan bom bunuh diri di empat lokasi. Satu bom bunuh diri saja,
sudah meninggal," ungkapnya.

Ia juga mengatakan, adanya pengakuan saksi kunci dalam ledakan di
Beji, Depok itu layak dipertanyakan. "Apakah saksi kunci ledakan di
Beji Depok itu yang mengatakan melihat asap dan menyelamatkan
orang-orang di dalam bisa dipercaya. Ini juga harus kritisi," ujar
Mulyo.

Selain itu, menurut Mulyo, dalam operasi intelijen melakukan
penyusupan dan pembelokan opini dengan merekayasa fakta itu hal yang
biasa. "Pengalaman saya, operasi intelijen dengan melakukan teror dan
pembelokkan opini dengan penyusupan ke kelompok-kelompok yang
dicurigai teroris maupun membentuk kelompok-kelompok baru. Kalau dulu
terlihat rapi, sekarang ini mudah ditebak cara kerjanya," jelasnya.

Mulya menjelaskan kemunculan terorisme itu upaya untuk memberikan
stigma negatif terhadap Islam. "Ini bagian dari perang global dan
Indonesia ikut dalam perang global itu, dan memberikan stigma teroris
terhadap Islam. Kalau kita lihat berita teroris langsung disebut
alumni pesantren tertentu, selanjutnya ada sertifikasi ulama, terus
ada apalagi, ya ujung-ujungnya stigma negatif terhadap Islam,"
pungkasnya.

Spoiler for 3

3. Penangkapan Terduga Teroris Solo, Upaya Densus 88 Cari Duit ke AS

Penangkapan orang-orang yang diduga teroris di Solo sebagai upaya
Densus 88 mencari proyek ke AS.

"Sekarang ini, SBY dalam perjalanan ke AS, dan ada penangkapan
orang-orang yang diduga teroris. Ini bukan penangkapan biasa, tetapi
mencari momentum agar teroris dianggap masih ada," kata mantan
Komandan Satgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS) Laksamana
Pertama TNI (Purn) Mulyo Wibisono kepada itoday (22/9).

Kata Mulyo, ketika orang-orang yang diduga teroris ada berarti masih
diperlukan biaya untuk pencegahan dan penindakan. "Kalau teroris tidak
ada, mereka yang menumpas dan mencegah teroris tidak ada duit dan
kerjaan," ujarnya.

Ia mengkritisi pihak Densus 88 yangf menangkap orang-orang yang diduga
teroris itu berhubungan dengan perekrutan Poso.

"Densus 88 itu sudah punya data jaringan Poso dan ada yang
"disusupkan" di jaringan ini. Artinya mereka yang melakukanf perakitan
bahan peledak maupun senjata-senjata tak bisa dilepaskan dari
orang-orang Densus yang disusupkan. Ini hal biasa dalam operasi
intelijen," papar Mulyo yang sudah malang melintang dalam dunia
intelijen.

Kata Mulyo, penangkapan teroris termasuk yang di Surakarta merupakan
sandiwara pihak Densus 88. "Penangkapan itu hanya bagian sandiwara
yang mudah ditebak dan sedang dijalankan Densus 88. Dan penangkapan
ini didramatisir dengan pemusnahan bahan peledak oleh pihak gegana,"
jelasnya.

Ia juga mengingatkan protes yang dilakukan umat Islam terhadap film
anti-islam secara besar-besaran bisa menjadi pembenar pihak AS bahwa
Islam diidentikan dengan kekerasan dan teroris. "Setelah komunis
jatuh, Islam musuh AS, dan teroris itu selalu diidentikan dengan
Islam, padahal gerakan teror juga dilakukan agama lain, seperti di
Irlandia utara maupun di AS sendiri ada ekstrimis Kristen,"
pungkasnya.

Quote:

SEMOGA BERMANFAAT UNTUK MENAMBAH WAWASAN KITA SEMUA, JADI LAH ORANG
YANG CERDAS DAN TAK MUDAH (LATAH) MENUDUH AKAN SESUATU YANG BELUM KITA
KETAHUI DENGAN PASTI, TAK ADA SALAHNYA KITA MENGANALISIS DENGAN PENUH
HATI-HATI

#ISLAM BUKAN TERRORIS,DAN TERRORIS BUKAN ISLAM!!

--
This e-mail was sent from a contact form on TurnBackHoax
(https://www.turnbackhoax.id/lapor-hoax/)


Files

1526480394352.jpg (214 KB) 1526480394352.jpg Harry Sufehmi, 05/16/2018 04:24 PM
1526480412305.jpg (258 KB) 1526480412305.jpg Harry Sufehmi, 05/16/2018 04:24 PM
1526480429342.jpg (281 KB) 1526480429342.jpg Harry Sufehmi, 05/16/2018 04:24 PM
1526480448301.jpg (255 KB) 1526480448301.jpg Harry Sufehmi, 05/16/2018 04:24 PM
Actions #1

Updated by Anonymous over 5 years ago

  • Status changed from Open to Closed
  • Assignee set to Anonymous
  • % Done changed from 0 to 100

Berita terkait ANALISIS] MANTAN Badan Intel Strategis (BAIS), dapat dilihat pada tautan:
https://cekfakta.com/focus/104

Also available in: Atom PDF Tracking page