Project

Profile

Help

Task #34063

closed

BUKAN SEKEDAR BASA BASI Icap NAHDHATUL ULAMA Qua Vadis Penulis Gus Asror dari Ponpes N...

Added by Harry Sufehmi almost 3 years ago. Updated almost 3 years ago.

Status:
Closed
Priority:
Normal
Assignee:
-
Start date:
06/16/2021
Due date:
% Done:

0%

Estimated time:
Company:
-
Contact person:
-
Additional contact persons:
-

Description

Request for fact check about

BUKAN SEKEDAR BASA BASI

Icap: NAHDHATUL ULAMA, Qua Vadis ?

(Penulis : Gus Asror dari Ponpes NU tertua SIDOGIRI Jatim)

NU telah memproduk banyak Penyerang Islam spt. SAS, Yaqut, Masdar F Mas'udi, Marsudi, Abu Janda, Guntur Romli, Ulil Abshar, Sumanto Qurtubi, Nadirsyah Husein, Muqsit Ghozali, Zuhair Misrawi, Luthfi Syaukani, dll, (anda pmbaca tahu khan sepak terjang Said Agil dkk...?), "terlalu banyak" kalau harus disebutkan semua.

Dan Mereka bukan "oknum", krn jumlahnya banyak & resmi scr struktural direstui serta dibesarkan oleh NU, bahkan di antara mereka justru "Pucuk Pimpinan NU & underbow-nya", shg sepak terjang mereka "sah mewakili NU".

NU saat ini sdh jadi sumber kesesatan dg program ANUS (Aliran Nusantara) -nya, dan hingga kini terus mempropagandakan kesesatannya.

Saking sesatnya NU, hingga sudah layak NU disebut sbg "AGAMA BARU" yg ingin Ambil Islam & Buang Arab serta ganti dg Adat Jawa (Kejawen)", shg apa saja yg dikaitkan dg Islam tp dianggap berbau Arab harus dibuang & diganti dg Tradisi Kejawen.

Akhirnya, mereka pun kampanye : Cadar ganti dg Konde, Jilbab ganti dg Kebaya, Sorban ganti dg Blangkon, Jubah ganti dg Batik, hingga Tilawatil Qur'an ubah dg Lantunan Lagu Jawa, dsb, "masih banyak" lagi.

Sejarah Islam pun mereka ubah : Wali Songo yg notabene keturunan Arab, bahkan Habaib, disebut dari China. Islam datang ke Indonesia dari Arab, mereka sebut datang dari China.

Dan tanpa punya rasa malu mereka pun menyatakan bhw "Bayangkan,, menurut mrk jika tanpa China maka tidak ada Islam di Indonesia, bahkan tdk ada Indonesia".

Ironisnya, di Indonesia yang dulu kerja sama dg penjajah adalah China & yg kini jadi Antek Asing pun China, serta yg korupsi trilyunan rupiah juga China, tapi yg dipuja-puji China, sdg dimusuhi secara terus menerus oleh NU adalah justru ARAB.

Lihat saja di "Grup2 WA NU & Medsos Resmi NU" lainnya, tiap saat memuja-muji AHOK & 9 NAGA, sambil terus mereka serang HRS & hujat ANIS dg meng-Arab2-kannya & menyebutnya sbg ONTA serta istilah hinaan lainnya.

Sungguh Ajaib, justru Arab yg berjasa dlm perjuangan kemerdekaan Indonesia, mereka sebut PENJAJAH, sdg China yg nyata2 khianati kemerdekaan Indonesia, tp mereka sebut sbg PAHLAWAN.

Dan kini, Habaib & Ulama Istiqomah mereka musuhi, lalu para pecinta Habaib & Ulama Istiqomah mereka sebut KADRUN (Kadal Gurun), yaitu istilah yg pernah digunakan PKI utk menyebut Kaum Kyai dan Santri di tahun 60-an, krn PKI sangat Rasis & Fasis serta amat ANTI ARAB.

Saat ini peran PKI tsb scr sadar "diambil alih" oleh NU, krn memang di awal tahun 60-an NU & PKI pernah punya hubungan sangat "intim & mesra", shg scr bersama ketika itu memusuhi Partai Islam terbesar yaitu MASYUMI. Bahkan NU & PKI kala itu "berkolaborasi" mendorong Presiden Soekarno utk membubarkan MASYUMI & menangkapi para tokohnya.

Anehnya, masih saja ada "oknum" Habaib & Kyai yg "tidak merasa malu" dg perilaku NU tsb, bahkan merasa "aman & nyaman" jadi pengurus NU, atau "senang & bangga" mengaku sbg NU, dg dalih utk jaga & perbaiki NU. Namun Faktanya NU semakin hari semakin rusak & bertambah parah.

Mestinya, jika sebuah kendaraan supirnya sudah MABUK, apalagi sudah GILA, maka hanya ada dua pilihan : "Ganti Supir atau Ganti Kendaraan". Jika tidak mau Ganti Supir & tidak mau juga Ganti Kendaraan, maka siap-siap saja masuk jurang bersama supir & penumpang lainnya.

Semoga Habaib & Ulama Istiqomah bersama Umat Islam selalu dilindungi & diselamatkan Allah SWT dari Kebejatan & Kesesatan NU.

Allahumma Innaa Na'uudzu Bika Min Syarri NU.
[10/3 07:31] Icap: *
*CUITAN DARI TOKOH MUDA NU Jatim

Jadilah seperti Muhammadiyah, sebuah refleksi tokoh muda NU UMMATPOS/ UMMATPOS.COM

UmmatPos.com - Kabar Ummat Terdepan

Seorang Tokoh Muda NU, Mustofa Djufri menuliskan makalah ini:

Belajarlah dari Muhammadiyah

JADILAH seperti Muhammadiyah, mandiri dalam segala bidang.

Karenanya, sikap-sikap politik dan kenegaraan mereka pun mandiri.

Tidak banyak mudahanah, cari-cari muka, apalagi menjilat penguasa, tidak pernah mengaku paling NKRI, tidak mengaku paling Pancasilais, pengakuan mereka tidak diperlukan sebab tindakan mereka lebih dari cukup untuk menjadi bukti.

Muhammadiyah selalu bisa diharapkan, bahkan saat Revolusi Jilbab di era orde baru, saat siswa-siswa berjilbab begitu didiskriminasikan,h sekolah-sekolah Muhammadiyah lah yang menampung mereka. Kasus Suyono Klaten yang dizholimi densus 88.

Muhammadiyah pula yang advokasi. Kasus penistaan agama oleh Ahok, Muhammadiyah pula yang menempuh jalur hukum beserta elemen lainnya. Muhammadiyah pun banyak mengajukan judicial review atas undang-undang yang merugikan rakyat.

Ketika liberalisme agama menyerang pemuda-pemuda dan umat Islam, pemuda-pemuda Muhammadiyah lah yang terang-terangan menolaknya.
Berbeda dengan ormas yang dari NU, malahan ikut larut menyatu dengan kemunkaran dengan alasan toleransi dan kebhinekaan yang kebablasan..!

Warga Muhammadiyah tak begitu tertarik menjual agama demi uang, sebab perut mereka sudah cukup, mereka mandiri, mereka pun banyak memberi.

Bukan seperti ormas dari NU yang menerima hibah tanah hektaran dan bantuan triliyunan 1,5 Triliyun setelah mampu menjadi stempel menyetujui Perppu No.2 tahun 2017 (Perppu panik) yang menzholimi umat Islam lainnya.

Saya dengar salah satu kisah dari sesepuh kami, gerakan Misionaris di salah satu kampung kewalahan bersaing dengan Muhammadiyah.

Bukan seperti ormas sebelahnya malah membiarkan dan membantu kristenisasi dgn alasan toleransi dan kebersamaan.

Mereka memberi beras, Muhammadiyah juga memberi beras, mereka buat TK, Muhammadiyah juga buat TK, mereka bagikan permen, Muhammadiyah pun bagikan permen.

Akhirnya, umat lapar itu lebih memilih ngaji ke TK Muhammadiyah, sama2 Islam, sama2 dapat beras.

Saya yakin, semua keberkahan ini berawal dari kata-kata KH. Ahmad Dahlan (pendiri muhammadiyah): “hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup dari Muhammadiyah”

Salam hormat untuk saudaraku keluarga besar Muhammadiyah. Mari kita belajar dari Muhammadiyah

Gus Asror
Pesantren Sidogiri Pesantren NU Tertua Jawa Timur.

Click or copy-paste the url below in your browser to notify or invalidate the request.

Invalidate Request: https://kalimasada-1.turnbackhoax.id/menu-kalimasada/process.php?invalidate=20940

Notify Requesters: https://kalimasada-1.turnbackhoax.id/menu-kalimasada/process.php?notify=20940

From Cekfakta Kalimasada Whatsapp.

Actions #1

Updated by Harry Sufehmi almost 3 years ago

  • Status changed from Open to Closed

Also available in: Atom PDF Tracking page