Project

Profile

Help

Task #1032

closed

TurnBackHoax "Tulisan Bambang Tri Muljanto, Mantan Dir. KITSDA: Direktorat Jenderal Pajak: Hoax atau bukan?"

Added by Harry Sufehmi about 5 years ago. Updated over 3 years ago.

Status:
Closed
Priority:
Normal
Assignee:
Category:
-
Start date:
01/28/2019
Due date:
% Done:

0%

Estimated time:
Company:
dhanis.puspa@gmail.com
Contact person:
Dhanis Puspa
Additional contact persons:
-

Description

From: Puspa <>
Subject: Tulisan Bambang Tri Muljanto, Mantan Dir. KITSDA: Direktorat
Jenderal Pajak: Hoax atau bukan?

Pesan dari Pelapor:

Mohon cek.

======
Isi Hoax :

MENYAKSIKAN DETIK-DETIK BERAKHIRNYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

By.Bambang Tri Muljanto,
Mantan Dir. KITSDA: Direktorat Jenderal Pajak:

"Saya mengamati dengan kagum sebuah perusahaan PMA dari RRC yang
menginvestasikan puluhan triliun rupiah uangnya di suatu wilayah masih
perawan (baca: tanpa infrastruktur) di “pinggang” pulau Sulawesi.

Perusahaan ini membangun infrastruktur sendiri mulai dari dermaga,
jalan, tanur-tanur peleburan, power plants, area penimbunan bahan baku
dan barang hasil produksi, instalasi pengolahan air bersih dan
ekstraksi oksigen dari air laut, asrama pegawai, rumah sakit dan
infrastruktur lainnya, yang diperlukan untuk melakukan kegiatan usaha
peleburan bijih nikel yang ditambang dari ratusan ribu hektar areal
penambangan yg mereka kuasai.

I also admire more than 5000 employees, both blue and white collars,
who diligently and productively (just not to say militantly) work for
the company in the middle of nowhere. Most of them, more than 95
percent, are Republic of China Nationals. Only a small number of
employees are Indonesians.

Setelah mengagumi kehebatan semangat para pencari uang itu, saya lalu
bertanya pada diri sendiri: “Apa ya kira kira yang didapat oleh rakyat
Indonesia, pemilik asli dari sumberdaya alam Indonesia, dari kegiatan
PMA itu?”

– Apakah lapangan pekerjaan (biasanya perusahaan PMA dari Jepang,
Eropah dan Amerika menawarkan banyak lapangan kerja kepada buruh
Indonesia yang relatif murah)? Jawabnya: Jelas Tidak, karena 95 persen
lebih pegawai perusahaan itu DIDATANGKAN dari China.

– Pajak, kah yang diperoleh? Yuk kita lihat sama sama:
1. Corporate Income Tax?… kayaknya sangat kecil atau nihil, atau
malahan lebih bayar; kenapa? karena perusahaan mendapat berbagai
fasilitas kemudahan penanaman modal termasuk investment allowance dan
pembebasan pajak-pajak atas impor, sementara itu Credit Withholding
taxes justru refundable.

2. Payroll Taxes?… enggak juga, karena warga RRC yang bekerja di
perusahaan itu digaji sebesar PTKP Indonesia dalam bentuk biaya hidup
dan akomodasi yang disediakan oleh perusahaan plus sedikit uang saku,
sedangkan hak gaji yang lebih besar dibayarkan kepada keluarganya di
RRC (DJP tidak bisa mengakses data ini).

3. VAT?… enggak lah ya, perusahaan ini justru kerjaannya minta
restitusi PPN karena semua produksinya diekspor ke RRC.

4. PBB?… mungkin ini satu satunya pajak yang mereka bayar, lalu berapa besarnya?

– Royalty yang dibayarkan kepada pemerintah atas hak penambangan?…
saya rasa ini juga dibayar oleh PMA ini; tapi berapa besarnya?… Nobody
knows, karena semua informasi tentang volume kegiatan penambangan,
smelting dan ekspor nikel yang tahu hanya perusahaan PMA itu sendiri.

Pihak pemerintah Indonesia sepenglihatan saya, tidak “hadir” di lokasi
untuk mengawasi semua kegiatan pada setiap saat, sehingga tidak bakal
tahu berapa sesungguhnya kekayaan Indonesia yang telah dikeruk.
Ibaratnya, kalau perusahaan PMA itu membeli nikel dari pemerintah
Indonesia, perusahaan itu dipersilakan mengambil sendiri dan membayar
sesuai yang dia mau; enak betul, ya…

– Payment in any other forms?… could be, but only God knows…
– Multiplier Effect?… mungkin ada pasti tidak besar; semua bahan
untuk membangun infrastruktur dan operasional perusahaan, sejauh
dimungkinkan, menggunakan produk dan teknologi China dan jasa
subkontraktor juga didatangkan dari negeri yang sama. Jadi kalaupun
ada multiplier effect, akan lebih banyak terjadi di China, bukan di
Indonesia.

Walhasil kekaguman saya disaat mengamati kehebatan warga RRC dalam
kasus di atas, tiba tiba berubah menjadi kedongkolan luarbiasa, yaitu
ketika saya melihat dari sisi Indonesia sebagai pemilik sumberdaya
alam. “Kebaikan hati” pemerintah yang menyambut investor dengan karpet
merah, untuk mengeruk SDA milik kita Bangsa Indonesia for only little
compensation itu telah membuat saya marah.!!!

SADARKAH KITA?

1. Awalnya Kerjasama usaha…(done).

2. Masuk tenaga kerja china sebanyak banyaknya di PT PMA…(done).

3. Lalu bikin “Keamanan” sendiri..pribumi sulit masuk. (done).

4. Bikin Daerah/ kavlingTerbatas sendiri…pribumi sulit kontrol (done).

5. Lalu boleh mendirikan Ormas asing, bikin pasukkan/ Satgas sendiri…
(on progress).

6. Lalu Asing boleh beli Property n Tanah sendiri… lalu dpt ktp dan
hak ikut pemilu (done).

7. Selanjutnya lagi digodok boleh Dwi kewarganegaraan negaraan… (on progress).

8. Acuan mata Uang di alihkan ke mata uang china. (on progress).

9. Dan terus bikin Partai sendiri… (on progress).

10. Next ikut Pemilu, dibanjiri uang. Menang! (on progress).

11. Presiden Asing… (on progress)

12. Awal “Penjajahan” dimulai. UUD banyak dirubah. Karena kekuasaan
mutlak ada di Presiden…(on progress).

13. Peperangan dan perpecahan akhirnya menjadi reality… (target).

14. End of Republic…(End).

15. AKHIR ZAMAN (mutlak)

Pejabat sibuk memperkaya diri....wakil kt di DPR juga ga keliatan gaungnya...

Generasi muda hanya sibuk dg gadgetnya... sibuk mengagumi boy band
korea.. nongkrong ngopi2.. ga mau mereka fikirkan negara ini ke depan

Ini fakta didepan mata.. bukan hoax.. saksi dan bukti sdh banyak..

Semoga ini jadi peringatan kita bagaimana kita mengambil sikap tahun 2019....

--
This e-mail was sent from a contact form on TurnBackHoax
(https://www.turnbackhoax.id/lapor-hoax/)

Actions #1

Updated by Riza Dwi over 3 years ago

  • Status changed from Open to Closed
  • Assignee set to Riza Dwi

Also available in: Atom PDF Tracking page